“…Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari
kefakiran/miskin dan kekafiran…”
[Hadits Shahih atas syarat Bukhari, dikeluarkan oleh Imam Hakim
(1/530) dan Imam Ibnu Hibban (no. 2446).]
Di dalam salah satu
hadis, Rasulullah menganjurkan
umatnya untuk menjadi dermawan dan
bukan menjadi peminta-minta.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ
عَنْ مَالِكِ
بْنِ أَنَسٍ
فِيمَا قُرِئَ
عَلَيْهِ عَنْ
نَافِعٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ
وَهُوَ عَلَى
الْمِنْبَرِ وَهُوَ
يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ
الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ
الْعُلْيَا خَيْرٌ
مِنْ الْيَدِ
السُّفْلَى وَالْيَدُ
الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin
Sa’id dari Malik bin Anas -sebagaimana yang telah dibacakan kepadanya- dari
Nafi’ dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda di atas mimbar, beliau menyebut tentang sedekah dan menahan diri dari
meminta-minta. Sabda beliau: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan
yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di
bawah adalah tangan peminta-minta (HR. Muslim No.1715)
Dalam praktek peribadatan, sesungguhnya sangat
banyak kita ditemuiperintah-perintah yang pada hakekatnya, memberi
motivasi untuk hidup berkecukupan, di antaranya :
01. Di
dalam bacaan Shalat duduk diantara dua sujud, kita selalu memohon untuk
diberikan kelapangan rezeki.
RABBIGHFIRLI WARHAMNI WAJBURNI WARFA’KNI
WARZUQNI WAHDINI WA’AFINI WA’FU ‘ANNI.
artinya:
Ya Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, angkatlah darjatku, berilah aku rezeki, pimpinlah aku, sehatkanlah aku dan maafkanlah aku.
Ya Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, angkatlah darjatku, berilah aku rezeki, pimpinlah aku, sehatkanlah aku dan maafkanlah aku.
02.
Hidup berumah tangga, adalah salah satu cara memperoleh karunia ALLAH serta
memberi motivasi kita untuk hidup layak, dimana memberi nafkah untuk keluarga
bernilai Shadaqah.
Firman ALLAH :
وَ أَنْكِحُوا الْأَيامى مِنْكُمْ
وَ الصَّالِحينَ مِنْ عِبادِكُمْ وَ إِمائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا
فُقَراءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَ اللهُ واسِعٌ عَليمٌ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki, dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
mencukupkannya dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberiannya) lagi Maha
Mengetahui,”
(QS an-Nuur (24) ayat 32).
(QS an-Nuur (24) ayat 32).
Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَا أطْعَمْتَ
نَفْسَكَ فَهُوَ
لَكَ صَدَقَةٌ،
وَمَا أطْعَمْتَ
وَلَدَكَ فَهُوَ
لَكَ صَدَقَةٌ،
وَ مَا أطْعَمْتَ وَالِدَكَ فَهُوَ
لَكَ صَدَقَةٌ،
وَ مَا أطْعَمْتَ زَوْجَكَ فَهُوَ
لَكَ صَدَقَةٌ،
“Apa yang engkau berikan untuk memberi makan dirimu sendiri,
maka itu adalah shadaqah bagimu, dan apa yang engkau berikan untuk memberi
makan anakmu, maka itu adalah shadaqah bagimu, dan apa yang engkau berikan untuk
memberi makan ORANG TUAmu, maka itu adalah shadaqah bagimu. Dan apa yang engkau
berikan untuk memberi makan isterimu, maka itu adalah shadaqa bagimu…”
[HR Ibnu Majah, 2138; Ahmad, 916727; dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, 1739]
[HR Ibnu Majah, 2138; Ahmad, 916727; dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, 1739]
Rasulullah bersabda :
فْضَلُ دِيْنَارٍ
يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ
دِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَليَ عِيَالِهِ
Dinar terbaik yang dibelanjakan oleh seseorang lelaki adalah
dinar seseorang yang dibelanjakan untuk nafkah keluarganya
[HR. Muslim (2/574)]
[HR. Muslim (2/574)]
03.
Shalat Tahajud, sarana menggapai kebaikan dunia dan akhirat.
و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ
أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا جَرِيرٌ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي
سُفْيَانَ عَنْ
جَابِرٍ قَالَ
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ إِنَّ
فِي اللَّيْلِ
لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ
مُسْلِمٌ يَسْأَلُ
اللَّهَ خَيْرًا
مِنْ أَمْرِ
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ
إِيَّاهُ وَذَلِكَ
كُلَّ لَيْلَةٍ
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Jarir dari Al A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir ia
berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim
mendapati saat itu, lalu ia memohon kebaikan kepada Allah ‘azza wajalla baik
kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu
terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim)
04.
Shalat Dhuha, adalah bentuk peribadatan bernilai sedekah, serta Kunci
mendapatkan Rezeki
Rasulullah bersabda :
“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau
malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku
cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.”
(HR Hakim dan Thabrani)
(HR Hakim dan Thabrani)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda:
أَنَّهُ قَالَ
يُصْبِحُ عَلَى
كُلِّ سُلَامَى
مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ
تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ
تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ
بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ
وَنَهْيٌ عَنْ
الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ
ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ
الضُّحَى
“Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada
sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan
setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma’ruf nahyi
mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha.” (HR.
Muslim)
05.
Mencegah orang lain berbuat mungkar, terkadang juga memerlukan dana yang cukup
besar, namun balasannya adalah akan memperoleh rahmat dari ALLAH.
Allah Ta’ala berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ
وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ
سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ
إِنَّ اللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ
yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.”
(QS. At-Taubah (9) ayat 71)
(QS. At-Taubah (9) ayat 71)
06.
Pembebasan Hutang, tentu diperlukan harta yang cukup. Dan keutamaan seorang
yang membebaskan hutang saudaranya, akan mendapat kemudahan dari ALLAH di hari
akhir
Råsulullåh shållallåhu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ نَفَّسَ
عَنْ مُؤْمِنٍ
كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ
عَنْهُ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang melapangkan suatu kesusahan
seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melonggarkan satu kesusahannya di
akhirat.
وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَى مُعْسِرٍ
يَسَّرَ اللَّهُ
عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Barang siapa yang memudahkan urusan orang yang
ditimpa kesulitan (hutang), niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia
dan akhirat
وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
…Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba
selama ia juga menolong saudaranya.”
(Riwayat Muslim)
07.
Menuntut Ilmu dengan tujuan agar memberi kebaikan kepada orang lain, tentu
memerlukan dana yang besar, namun balasannya setara dengan sedekah Jariyah.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إِذَا مَاتَ
الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ
عَنْهُ عَمَلُهُ
إِلَّا مِنْ
ثَلَاثَةٍ : إِلَّا
مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ، أَوْ
عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ
وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُو لَهُ
“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua
amalannya kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
shalih yang mendoakan dia.” [HR. Muslim].
08.
Kita diperintahkan untuk meninggalkan ahli waris dalam keadaan cukup.
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya
(cukup) lebih baik dari pada engkau tinggalkan mereka hidup melarat/miskin yang
menadahkan tangan-tangan mereka kepada manusia (meminta-minta)”.
[Hadits Riwayat Bukhari 3/186 dan Muslim 5/71 dan lain-lain]
[Hadits Riwayat Bukhari 3/186 dan Muslim 5/71 dan lain-lain]
09. Menghidupi Karyawan yang bekerja kepada kita, tentu memerlukan biaya yang cukup besar, dan akan bernilai sedekah bagi kita.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
وَ مَا أطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ
لَكَ صَدَقَةٌ
“…dan apa yang engkau berikan untuk memberi makan pelayanmu,
maka itu adalah shadaqah bagimu.”
[HR Ibnu Majah, 2138; Ahmad, 916727; dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, 1739]
[HR Ibnu Majah, 2138; Ahmad, 916727; dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, 1739]
10.
Membantu orang yang berjuang di jalan ALLAH, diperlukan dana yang tidak sedikit,
namun balasannya juga sangat luar biasa.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah
bersabda :
مَنْ جَهَّزَ
غَازِيًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ
غَزَا وَمَنْ
خَلَفَهُ فِى أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ
غَزَا
“Barangsiapa menyiapkan bekal bagi seorang mujahid di jalan
Allah sungguh ia telah berjihad dan barangsiapa menjaga keluarga yang
ditinggalkan seorang mujahid maka sungguh ia telah berjihad”
(HR.Muslim : 12/425)
(HR.Muslim : 12/425)
11.
Pembagunan Masjid, terkadang memerlukan dana yang sangat besar, dan balasannya
juga sangat hebat
Rasulullah bersabda:
مَنْ بَنَى
مَسْجِداً يَبْتَغِي
بِهِ وَجْهَ
اللهِ بَنَى
اللهُ لَهُ
مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ . وفي رواية لمسلم: بَيْتاً
فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah-
maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” Dan
dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
12. Memberi makanan berbuka puasa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain
yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun
mengurangi pahalanya.”
(HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
(HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
13.
Menjadi juru dakwah, diperlukan dana operasional yang lumayan besar
Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa menyeru ke jalan petunjuk (kebaikan), maka baginya
pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi
sedikitpun dari pahala-pahala amal mereka sama sekali. Barangsiapa menyeru
kepada jalan yang menyesatkan, maka baginya dosa semisal (sama) dosa
orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa
mereka sama sekali.” (Shahih Ibnu Majah : No. 0172).
14.
Pelindung bagi anak Yatim
ALLAH berfirman :
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ
مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا﴿٨﴾ إِنَّمَا
نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ
اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً
وَلَا شُكُورًا
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang
miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan
kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allâh, kami tidak menghendaki
balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
[QS. al-Insân (76) ayat 8-9].
[QS. al-Insân (76) ayat 8-9].
15.
Bersedekah adalah mengundang rezeki
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak akan berkurang rezeki orang yang bersedekah, kecuali
bertambah, bertambah, bertambah.”(HR. Al Tirmidzi)
16.
Infaq menghindari diri dari kebinasaan
ALLAH berfirman :
وَأَنفِقُواْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَلاَ
تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُواْ إِنَّ
اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
Dan berinfaklah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al
Baqarah (2) ayat 195)
17. Zakat adalah sebagai pembersih
ALLAH berfirman :
خُذْ مِنْ
أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً
تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu,
kamu membersihkan dan mensucikan mereka”.
[QS. At Taubah (9) ayat 103].
[QS. At Taubah (9) ayat 103].
18.
Ber-Qurban tentu diperlukan dana yang tidak sedikit, namun balasannya sangat
besar
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai
Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah
sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang
kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai
rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau
bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu
kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
19.
Haji dan Umroh adalah ibadah dengan dana yang lumayan besar, dan menjadi sarana
terkabulnya do’a, dimana balasan bagi Haji yang Mabrur, adalah Surga
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
اَلْغَازِي فِيْ
سَبِيْلِ اللهِ
وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ، وَفْدُ اللهِ،
دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ. وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ.
“Orang yang berperang di jalan Allah dan orang yang menunaikan
haji dan umrah, adalah delegasi Allah. (ketika) Allah menyeru mereka, maka
mereka memenuhi panggilan-Nya. Dan (ketika) mereka meminta kepada-Nya, maka
Allah mengabulkan (pemintaan mereka).”
[Hasan: Sunan Ibni Majah (II/966, no. 2893); lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 2339)]
[Hasan: Sunan Ibni Majah (II/966, no. 2893); lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 2339)]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْعُمْرَةُ إِلَى
الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ
جَزَاءٌ إِلاَّ
الْجَنَّةُ.
“Umrah ke umrah adalah penghapus dosa antara
keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain Surga.”
[ Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (III/597, no. 1773), Shahiih Muslim (II/987, no. 1349), Sunan at-Tirmidzi (II/206, no. 937), Sunan Ibni Majah (II/964, no. 2888), Sunan an-Nasa-i (V/115)]
[ Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (III/597, no. 1773), Shahiih Muslim (II/987, no. 1349), Sunan at-Tirmidzi (II/206, no. 937), Sunan Ibni Majah (II/964, no. 2888), Sunan an-Nasa-i (V/115)]
Teladan Sahabat
Para sahabat, yang
dikenal sebagai MILYADER, antara
lain :
1.
Utsman bin Affan ra.
Saat Perang Tabuk, beliau menyumbang 300 ekor
unta, setara dengan nilai Rp. 3 Milyar, serta dana sebesar 1.000 Dinar Emas,
yang setara dengan Rp. 2,37 Milyar.
Ubaidullah bin Utbah memberitakan, ketika terbunuh, Utsman ra.
masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu: 30.500.000 dirham
(setara dengan Rp. 2,05875 Trilyun) dan 100.000 dinar (setara dengan Rp. 237
Milyar).
2.
Abdurrahman bin Auf ra.
Ketika menjelang Perang Tabuk, Abdurrahman bin
Auf mempelopori dengan menyumbang dana sebesar 200 Uqiyah Emas atau setara
dengan Rp. 3,5 Milyar.
Menjelang wafatnya, beliau mewasiatkan 50.000
dinar untuk infaq fi Sabilillah, atau setara dengan nilai Rp. 118,5 Milyar.
Dari Ayyub (As-Sakhtiyani) dari Muhammad (bin
Sirin), memberitakan ketika Abdurrahman bin Auf ra. wafat, beliau meninggalkan
4 istri. Seorang istri mendapatkan warisan sebesar 30.000 dinar emas. Hal ini
berarti keseluruhan istri-nya memperoleh 120.000 dinar emas, yang merupakan 1/8
dari seluruh warisan.
Dengan demikian total warisan yang ditinggalkan oleh Abdurrahman
bin Auf ra, adalah sebesar 960.000 dinar emas, atau jika di-nilai dengan nilai
sekarang setara dengan Rp. 2,2752 Trilyun.
0 Komentar untuk "19 Ibadah dalam Islam, yang memotivasi untuk Kaya"